Senja Part II

Senja,

Apakabar?
Banyak hal yang ingin aku ceritakan kepadamu.
Tapi keadaan sekarang berbeda,
Keadaan sekarang menjadikan aku malu apa yang ingin aku ceritakan.
Biarkanlah aku yang menyimpan semua cerita ini,
Allah tahu apa apa yang ingin aku ceritakan, Biarkan saja Dia tahu karena memang Dia yang maha Tahu.

Senja,

Kamu berhasil,
Merubah keadaan yang memang sepantasnya dirubah,
Kamu menang,
Menaklukkan perasaan yang memang tak sepantasnya dirasakan dulu,
Kamu Hebat,
Kamu mampu meluluhkan jiwa yang tadinya tegak dan kini bisa lentur seperti karet.

Tapi,
Bagaimana dengan keadaanmu senja?
Tak bolehkah aku jika hanya ingin bertanya keadaanmu?
Aku malu padamu senja,
Aku egois dengan perasaanku sendiri,

Senja,
Ukhuwatulislam memang sangat baik,
Tapi kita beda,
Karena kita dibedakan,
Keadaan kita juga memang harus dibedakan,
Bukan status sosial dan juga agama,
Bukan kedudukan atau bahkan jabatan,
Tapi karena ini diharuskan
Tapi ini memang harus dipisahkan,
Kau dan aku beda senja,
Kita berbeda,,

Senja,
Diwaktu sendiri
ketika aku duduk dalam kesendirian,
Air mata ini jatuh,

Apa kau akan berkata karena aku rindu?
Bukan
Sangat bukan,
Aku tak merindukanmu sama sekali,
Tapi aku hanya merindukan keadaan

Aku perempuan,
Aku tidak meminta Allah melahirkanku sebagai perempuan,
Ketika aku tahu aku harus menjadi perempuan aku menangis,
Betapa tidak,
Aturan penjagaanku yang begitu ketat,
Namun aku tahu,
Begitu berharganya perempuan dimata Allah,
 Ketika aku tahu aku akan dilahirkan menjadi seorang perempuan aku menangis,
Ketika kewajiban baktiku bukan lagi kepada kedua orangtuaku,
Melainkan kepada suamiku,
Ketika bakti utamaku bukan lagi pada ibuku justru suatu saat nanti kepada suamiku,
Sedangkan Ibu,
Dia mengandungku,
Dia menyusuiku,
Dia menyapihku,
Dia mengasihi dan mengasuhku hingga aku sedewasa ini,
Dia yang marah ketika aku menangis karena aku tak mau makan,
Dia yang hawatir ketika aku jatuh sakit,
Dia yang pertama teriak dan terlihat sedih saat kecilku dulu jatuh dari pohon atau bahkan jatuh dari sepeda,
 Ayah,
Yang rela bekerja siang dan malam untuk aku,
Ayah yang tak pernah lelah berdoa untuk kebaikan dunia serta akhiratku,
Ayah yang peluhnya selalu menetes karena terbakar matahari,
Ayah yang kuat menahan dingin tatkala hujan menerpa tubuhnya,
Lalu.. baktiku nanti yang mulia bukan kepada mereka,
Hidupku yang panjang akan bersama orang lain
Justru bukan sama mereka..

Senja,
Apakah kau pernah berfikir demikian?
Apa ada cerita yang kau simpan dari diriku?

Senja,
Kini aku sadar,
Perempuan sangat mulia dan berharga

Allah menciptakan satu surat yang husus hanya untuk mengatur kehidupan perempuan,
Allah menjadikan Laki laki untuk menjadi pelindung perempuan,

Senja,
Temaramku dalam sepi,
 Aku disini,
Masih sama..
Hanya banyak keadaan yang aku coba bedakan,
Aku disini masih sama,
Dengan sejuta cerita dengan segudang puisi,

Senja,
Aku menunggumu,
Mendoakan aku.. sebagaimana aku ikut mendoakanmu
Senja,
Aku menunggumu
di sepertiga malam terakhir
Kita bertemu denganNya
Menangis karena kita berusaha agar kita selalu dekat denganNya
Menangis karena bersyukur kita dilahirkan dengan sedemkian sempurna,

Senja,
Tetaplah baik dan bijak disana,
Tetaplah dalam istiqomah hatimu..
Doakan aku dalam setiap sujud sujudmu,

Suatu saat ukhuwah kita akan tetap terjaga,
Hingga di surgaNya nanti

Dikutip dari Catatan Siti Masruroh ^_^


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Dilarang mengiklan di kolom komentar
Gunakan format www[dot]weblog[dot]com untuk menunjukkan link blog
dan gunakan format email[at]gmail[dot]com untuk menunjukkan email
ConversionConversion EmoticonEmoticon

Konversi &
Konversi '
Konversi "
Konversi <
Konversi >